“Saya yakin bahwa semua yang terjadi ada alasan dan situasinya, bahkan yang buruk sekalipun, membuat Anda lebih tegar.”
-- Mya Harrison, penyanyi, usia 18 tahun
EKONOMI Amerika guncang. Kongres Amerika pun menyetujui paket bailout senilai US$700 miliar atau setara Rp 6.300 triliun untuk menyelamatkannya di awal Oktober ini. Walau demikian, pelaku pasar melihat skeptis terhadap keampuhan paket tersebut. Kekhawatiran beberapa pihak terutama investor, muncul berbarengan dengan pengumuman Departemen Tenaga Kerja Amerika, bahwa terjadi 195.000 pemutusan hubungan kerja sepanjang September 2008.
Jumlah itu terbanyak dalam lima tahun terakhir, sekaligus menegaskan betapa buruknya perekonomian. Krisis di negeri Paman Sam tersebut akhirnya merembet ke daratan Eropa. Dikabarkan, lebih dari 500 bankir di Inggris mencari kerja di lembaga-lembaga amal akibat terkena PHK. Itu baru bankir, belum yang lain. Bank terbesar Swiss, yakni UBS, juga mengurangi 2.000 tenaga kerjanya.
Lantas, apa hubungannya dengan Indonesia? Tak dapat dipungkiri, bila ekonomi Amerika batuk saja, seluruh dunia akan terkena flu. Pakar ekonomi bahkan mengatakan, saat ini ekonomi Amerika bukan batuk lagi, tapi disertai meriang dan panas dingin. Dipastikan cepat atau lambat, Indonesia akan terkena imbasnya. Beberapa ekonom masih tetap optimis bahwa krisis ekonomi yang melanda Indonesia nantinya tak separah di tahun 1997 lalu. Walau begitu, tetap saja dua hal yang diperkirakan akan berpengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia akibat krisis yang dihadapi Amerika. Pertama, terganggunya arus ekspor. Dan kedua, terbatasnya kredit dari luar negeri yang bisa didapatkan.
Memang tak ada yang bisa memastikan apakah krisis ini akan berdampak lebih buruk atau tidak terhadap perekonomian Indonesia. Masalahnya, jika krisis ini akhirnya berimbas pada perekonomian Indonesia yang mengakibatkan perusahaan Anda merampingkan karyawannya, apa yang harus Anda lakukan? Bagaimana kalau Anda sendiri terkena pemutusan hubungan kerja alias PHK? Siap atau tidak siap, Anda harus sudah memikirkannya dari sekarang.
Anda tentu berpikir, jika memang harus di PHK, tentu akan ada pesangonnya. Betul, itupun kalau perusahaan masih mampu melakukannya. Tapi sampai kapan uang pesangon itu akan bertahan? Kehilangan pekerjaan bisa jadi merupakan pukulan berat dan bukan sesuatu hal yang dipikirkan sebelumnya. Tetapi dengan keadaan perekonomian dunia seperti saat ini, hal-hal buruk semacam itu dapat terjadi pada siapa saja. Baik sebagai atasan, ataupun bawahan sekalipun. Bila terjadi, setiap orang akan bereaksi secara beragam dalam menyikapi PHK, tergantung pada karakter individu masing-masing.
Jika PHK akhirnya benar-benar menghampiri Anda, sebaiknya Anda bersikap tenang. Mudah mengucapkan memang, prakteknya tak segampang itu. Kehilangan pekerjaan memang merupakan sebuah pukulan. Anda boleh mengiba terhadap diri sendiri. Juga meratapinya untuk sesaat. Tapi jangan biarkan hal itu berlarut. Mulailah memikirkan langkah ke depan.
Bila Anda mendapat uang pesangon, mungkin hal itu dapat sedikit mengobati luka hati Anda. Ada dua pilihan di depan mata bila Anda terkena PHK. Yang pertama tentu saja, Anda harus mencari pekerjaan baru lagi di tempat lain sesuai dengan keahlian yang Anda miliki. Anda dapat melakukan beberapa langkah antisipasi dengan lebih baik. Buatlah resume baru yang lebih kreatif dari sebelumnya. Perluas jejaring, dengan menghubungi kawan lama, mencari sejawat baru, dan memanage kolega yang sudah ada. Proaktiflah dalam mencari berbagai sumber yang dapat menjadi batu loncatan untuk memperoleh pekerjaan baru. Dan juga yang penting, berdoa dan memohonlah petunjuk dari Yang Maha Kuasa.
Tak mudah untuk segera mendapat pekerjaan baru. Bila Anda belum berhasil, beberapa saran berikut mungkin dapat membantu Anda untuk tetap sabar dan percaya diri dalam mencari pekerjaan. Hal pertama yang harus Anda ketahui ialah kenali diri Anda dengan seksama sebelum melamar pekerjaan. Tanyalah pada diri sendiri: Apa sesungguhnya bakat saya? Pekerjaan apa yang cocok untuk saya? Apa saja keahlian dan ketrampilan yang saya miliki untuk dapat menunjang pekerjaan saya nantinya? Dengan menjawab beberapa pertanyaan di atas, maka Anda lebih terfokus dalam mencari jenis pekerjaan.
Anda pun harus dapat mengantisipasi berbagai emosi yang berkecamuk dalam diri Anda. Marah, kesal, sedih, imsonia, depresi, dan beberapa gejala lainnya merupakan hal yang normal dialami seseorang ketika baru terkena PHK. Emosi-emosi tersebut dapat segera hilang bila Anda tetap percaya diri, berpikir positif, dan melakukan kesibukan yang bermanfaat dalam mencari pekerjaan baru. Dan yang tak boleh Anda lupakan, persiapkan diri secara matang dalam menghadapi wawancara kerja berikutnya.
Bila Anda terkena PHK, maka pilihan lainnya yang paling memungkinkan ialah Anda membuka usaha baru dengan bermodalkan uang pesangon yang ada. Bila tadinya Anda sudah memiliki usaha sampingan di luar pekerjaan utama sebelum Anda di PHK, itu malah lebih baik. Anda tinggal memfokuskan saja. Bila belum, mulailah mempersiapkan diri sejak saat ini. Bagaimana caranya? Kenali bakat dan bidang apa yang dapat Anda tekuni. Anda dapat berdiskusi dahulu dengan keluarga atau teman sejawat. Mintalah saran dan pendapat dengan mereka yang telah lebih dahulu membuka usaha. Jangan takut untuk memulai. Dan jangan takut pula untuk gagal.
Anda mungkin tidak dapat memprediksi apakah Anda dapat bertahan sebagai karyawan atau tidak pada bulan-bulan berikutnya. Anda juga tidak dapat meramal perusahaan tempat Anda bekerja akan selamanya sehat. Tapi Anda dapat merencanakan mulai dari sekarang, apa yang harus Anda lakukan, jika seandainya Anda benar-benar terkena PHK. Karena, Andalah sendiri yang memilih jalan hidup.
Most Recommendations
Thursday, November 5, 2009
Setelah di PHK
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment